Beban yang berat terkadang membuat kita kehilangan percaya diri. Ketika rasa percaya diri hilang, maka kita kehilangan fokus. Konsentrasi terhadap permasalahan yang dihadapi menjadi pecah. Hidup menjadi makin rumit.
Mengapa ini terjadi?
Manusia dikarunia sejumlah sistem alarm yang sangat baik. Sinyal-sinyal dikirim untuk memberikan peringatan akan adanya sesuatu yang tidak semestinya. Ketika menghadapi kenyataan yang sulit, kita merasa tak berdaya. Rasa tak berdaya tersebut menimbulkan kekalutan, karena situasi yang kita hadapi sangat berbeda dengan yang sebelumnya, dan diri kita memberikan peringatan dini, untuk menghindari situasi tersebut. Memaksakan diri untuk menghadapinya hanya menimbulkan ketakutan yang tak berkesudahan dan kita mulai tidak fokus, bahkan sangat mungkin kehilangan orientasi.
Apakah yang harus dilakukan?
Pada saat mulai kehilangan orientasi, berarti waktunya bagi kita untuk meminta pertolongan orang lain. Menghadapi segala sesuatu dengan sendiri, meskipun kita tahu tak akan mampu, adalah tindakan yang tidak bijaksana. Masalahnya adalah apakah kita selalu ingin meminta bantuan?
Mengasah jiwa, melatih diri untuk kuat, meningkatkan ambang batas kemampuan adalah sesuatu yang dapat dilakukan. Mencoba tetap fokus dimulai dari masalah-masalah kecil, dan menyelesaikan masalah-masalah besar, lama kelamaan akan menjadikan jiwa kita kuat.
Kehilangan staff handal di tempat kerja pada saat beban kerja sangat besar mungkin sebuah masalah besar, tetapi mencoba untuk bertahan, adalah cara lain untuk melatih kekuatan jiwa. Meminta pertolongan orang lain pada saat mulai kehilangan orientasi, bukanlah sesuatu hal yang memalukan tetapi tentu saja ada batasnya, karena setiap orang tentu punya permasalahannya sendiri.
Ketika bangsa dilanda bencana, mencoba untuk berteriak dan bangkit dengan kekuatan sendiri adalah sebuah cara untuk menguatkan jiwa. Tetapi, ketika menyadari kapasitas yang dimiliki tidak sebanding dengan masalah yang dihadapi, dan kita tidak meminta pertolongan, maka itu bukan sebuah keputusan yang bijaksana.
No comments:
Post a Comment