Siapakah yang tidak ingin karirnya melejit serupa bintang? Anak-anak baru yang memiliki perfromance bagus, biasanya akan segera didekati oleh para penyelian dan manajer, untuk dilihat apakah memiliki potensi dikembangkan lebih lanjut. Mereka akan mendapat tugas-tugas khusus yang di luar pekerjaan utamanya. Bahkan mungkin tugas yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Kelompok ini akan disebut calon bintang. Para penyelia dan manajer menengah yang kelihatan cemerlang akan diamati satu persatu oleh eksekutif. Terkadang diberi tugas yang nampaknya mustahil diselesaikan. Mereka diarahkan untuk menjadi pejabat-pejabat eksekutif. Kelompok penyelia dan manajer menengah yang cemerlang ini dinamakan "the rising star".
Situasi ini menyebabkan kelompok rising star berlomba-lomba untuk memoles wajah, menampakkan kecemerlangan, dan menyembunyikan setiap kerut kecil di wajah yang pasti ada (karena manusia sungguh amat sangat sempurna). Kerut kecil dan jerawat tentu saja (dalam anggapan kelompok ini) akan mengganggu penampilan, menyebabkan sinar tidak terpantulkan dengan baik sehingga mereka tak nampak cemerlang.
Salahkah? Tentu saja tidak. Setiap orang berhak untuk menyajikan yang terbaik menurut mereka dan menyembunyikan yang jelek. Bukankah kita semua berlaku demikian? Lihatlah iklan-iklan yang kita buat untuk perusahaan kita (kecuali iklan rokok - yang dengan jujur mengatakan bahaya merokok, meskipun regulasi yang mengaturnya memang mengharuskan demikian).
Tak ada yang salah, ketika staf ingin menunjukkan pada atasannya bahwa dia pegawai terbaik dan pantas untuk promosi lebih lanjut. Tak ada yang salah, ketika staf mencoba menjalin jaringan emosional dengan teman-teman untuk mendukung penampilannya.
Tetapi, ketika hubungan-hubungan emosional ini digunakan sebagai kosmetik untuk menunjang performance, ketika hubungan-hubungan tersebut dimanfaatkan untuk batu loncatan, atau ketika seseorang menonjolkan kelemahan orang lain bukan menunjukkan kelebihan dirinya (yang mungkin hanya biasa-biasa saja), maka kita memasuki wilayah etika. Etika tidak bicara benar dan salah. Etika bicara tentang kepatutan perbuatan.
Etika kekawanan berbicara tentang perbuatan yang pantas dan tidak pantas kita lakukan pada orang-orang di sekitar kita. Tidak ada yang melarang orang untuk memanfaatkan teman untuk mendorong karir. Tetapi etiskah bila kekawanan hanya ditujukan untuk itu? Etiskah bila hubungan kekawanan segera beralih manakala kepentingan pribadi sudah tak terpenuhi lagi?
Puncak karir adalah kehormatan. Tetapi menjadi orang terhormat adalah sesuatu yang berbeda.
No comments:
Post a Comment