Di negara ini, seorang pemimpin tidak boleh nampak salah, apalagi disalahkan oleh masyarakatnya. Karenanya seribu ilusi disajikan mengenai keberhasilan dan kemilau emas gedung pencakar langit serta ukuran pendapatan percapita. Di negara ini, pemimpin tak boleh salah, karenanya lihatlah di kota-kota besar, harus tersedia pangan yang cukup dengan gerai mewah dan harga yang bahkan dalam khayalan seorang anak dari kelompok yang tersisihkan, tak pernah terbayangkan.
Di negara ini, masyarakat hidup tentram, pangan tersedia cukup, ekonomi pasar bebas menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Lihatlah, apa yang kau cari? Gucci, Prada, Ferari? Semua ada. Bahkan pernah seorang anak bangsa ini memiliki saham di perusahaan mobil mewah di negeri seberang benua.
Lihatlah kota besar di negera yang sentosa dan makmur ini, mobil mewah akan bersimpangan di jalan, mungkin lebih banyak dari pada di negara tempat asalnya sendiri. Bukankah ini bangsa yang makmur? Karenanya, kekuasaan harus stabil. Tak boleh ada pihak yang meragukan pemimpin dan kepemimpinan di negeri ini
Bangsa ini akan memberontak terhadap kekuasaan ketika penguasa melakukan kesalahan – artinya penguasa telah lemah. Siapa yang mau dipimpin oleh orang yang lemah?
Di negara ini penguasa tak boleh salah, karena dalam dongeng sejarahpun dituturkan bahwa Syeh Siti Jenar harus nampak salah, dan untuk itu, para pemimpin agama di kerajaan Demak berihtiar mengganti mayatnya dengan seekor bangkai binatang.
“Tak ada yang bisa dilakukan, kalau Jenar tidak dihukum mati dan dipersalahkan atas ajaran yang sesat, maka ketentraman masyarakat akan terganggu.
Demi stabilitas dan ketentraman rakyat, pemimpin harus benar, sekalipun itu mungkin harus dengan membuat sebuah kebohongan baru.
No comments:
Post a Comment