Tuesday, January 20, 2009

Kesendirian dan Kesedihan

Ada kalanya, hidup rasanya begitu sepi. Teman-teman seolah lenyap begitu saja dari hati kita. keberadaan teman di sekitar kita tak lagi terasakan. Sepi yang seperti itu rasanya seperti memasuki ruang kosong yang senyap – tapi dipenuhi kegelisahan. Di tengah hiruk pikuk pekerjaan yang mengalir, di tengah arus lalu lalang pegawai lain, dan mungkin di tengah tumpukan pekerjaan yang tak terjamah, dan di tengah kompetisi untuk jenjang karir yang lebih tinggi kita, merasakan kesendirian, karena ditinggal oleh teman-teman lain.
Ada orang-orang yang begitu mudah mengusir kesendirian ini dan menemukan banyak aktivitas dan kekawanan baru. Tapi, mungkin lebih banyak yang tidak menyukai kesendirian, karena sepi yang ditimbulkannya.

Namun, pada tulisan ringkas ini, saya ingin menyampaikan pesan yang pernah ditulis oleh Gede Prama, ”bila masih ada orang yang bisa membuat kita bahagia atau menderita, itu tandanya saklar kebahagiaan masih dipegang oleh orang lain.

Saya ingin menafsirkan kalimat di atas dalam konteks kesendirian, bahwa setiap orang pasti pernah mengalami kesendirian dan merasakan sepinya ruang hati yang kosong, tetapi, tidak perlu mengalami kesengsaraan karenanya, sebab, dia sendirilah pemegang kunci kebahagiaan itu, bukan orang lain.

1 comment:

Memahami risiko said...

Ketika kita mengalami kesendirian dan kesedihan, kita berada dalam diam dan kesunyian. Saat itu kita akan menemukan kealamian kehidupan.
Naturalness is found in silence...