Monday, January 12, 2009

Menyalip di Tikungan

Menyalip di tikungan merupakan atraksi yang sangat menarik pada sebuah balapan, entah itu untuk roda dua maupun roda empat. Tetapi tentu saja atraksi itu menarik di arena balap, bukan di jalan raya. Di jalan raya biasanya antrian lampu lalu lintas untuk berbelok lebih panjang dari pada mereka yang harus jalan lurus. Dan, kesempatan ini sering dimanfaatkan oleh pengemudi yang tidak sabar dalam antrian panjang untuk mengambil jalur lurus dan ketika lampu menyala hijau, tiba-tiba membelokan kendaraannya. Tentu saja mereka menutup antrian kendaraan lain yang hendak berbelok. Ini juga menyalip di tikungan, tapi, maaf, ini bukan atraksi yang menarik, tapi ini, sekali lagi maaf, adalah bentuk ketidak sopanan di jalanan.
Di lingkungan kerjapun kadang kita temukan hal seperti ini. Ketika harus bersaing dengan kandidat lain, kadang kita terlupa dengan berbagai etika perilaku. Kadang ambisi membutakan kita dengan menutup jalur orang lain untuk menampakkan kinerjanya. Bahkan, kadang kita terlupa dan mengangkat diri kita sendiri dengan berdiri di atas kepala orang lain. Sebenarnya mungkin kita tidak bermaksud untuk menjatuhkan atau merendahkan kandidat lain, tetapi karena keinginan untuk dilihat oleh pengambil keputusan, maka kita berupaya menonjolkan diri, dan cara yang paling mudah untuk menonjol adalah dengan membuat yang lain terlihat merunduk. Menyampaikan ide cemerlang atau jejak sejarah keberhasilan pada atasan kadang memang perlu dilakukan. Tetapi, menambah bumbu laporan dengan kisah kegagalan pihak lain bukanlah sesuatu yang bijaksana.
Seperti katak yang berenang, selalu menjejakkan kaki untuk menekan air. Semoga kita tidak menjadi serupa dengan katak, menjejak kepala teman kita hanya karena sebuah ambisi untuk berkarir lebih tinggi.
Di arena balapan, menyalip di tikungan menjadi daya tarik. Di jalanan, menyalip di tikungan dan menutup jalur kendaraan lain akan membahayakan dan tentu saja mungkin menimbulkan sumpah serapah. Di tempat kerja, menyalip di tikungan dan menutup akses orang lain bukanlah gambaran calon pemimpin yang baik.

No comments: