Ada orang yang karirnya melesat serupa bintang jatuh, mereka adalah orang-orang yang benar-benar memperoleh bintang jatuh. Tapi sebagian orang lain (kebanyakan) karirnya berjalan sangat pelan.
Mengapa demikian? Karir seseorang tergantung pada atasannya. Mereka yang karirnya cepat adalah orang-orang yang sadar bagaimana memasarkan diri. Pasarnya adalah para pengambil keputusan bidang sumber daya manusia. Siapakah mereka? Pertama adalah supervisor kita, kedua, atasan dari supervisor kita, ketiga adalah atasan dari atasan supervisor kita .... dan seterusnya. Karir adalah pekerjaan untuk meyakinkan para pengambil keputusan bahwa memilih kita merupakan keputusan yang tepat.
Bagaimana keputusan tersebut dapat kita pengaruhi?. Terapkan prinsip ABS (Arahkan Boss untuk Senang) dilengkapi dengan EBD (Emang Bossnya Dia). Buat kinerja kita bagus, tunjukkan pada boss, kita bekerja keras untuk meraih kinerja tersebut, dan yakinkan boss bahwa kita akan terus mempertahankan kinerja. Resep ini akan mengangkat kita dari pegawai biasa menjadi first line supervisor. Setelah setahun jadi penyelia, dengan resep yang sama, ditambah kemampuan mengelola staff (termasuk di dalamnya menyiapkan calon penyelia pengganti kita), maka langkah promosi kedua akan segera kita nikmati. Lakukan terus, terus, terus, dan terus ..... Sampai pada satu titik, tanpa disadari kita telah menjadi pejabat eksekutif perusahaan. Langkah terakhir adalah menjadikan diri kita CEO. Pada tahap ini, biarkan waktu yang mengatur segalanya.
Kesulitan terbesar dari resep di atas adalah menjaga konsistensi kinerja. Memotivasi diri sendiri untuk selalu menjadi yang terbaik. Sedikit seminar atau pelatihan motivasi diri mungkin akan membantu ketika kejenuhan mencapai puncaknya.
Kalau kita sudah mengupayakan itu semua, tetapi karir kita tetap tersendat-sendat, berarti waktunya untuk bercermin. Kitakah yang salah, atau Boss yang salah? Bila kita yang salah, cobalah perbaiki diri, tetapi bila boss yang salah, tak perlu kecil hati, emang bossnya dia ......... Tapi tidak perlu khawatir, karena kita masih bisa untuk memilih, pindah ke perusahaan lain.
Di atas segalanya, percayakan diri kita pada Yang Kuasa, karena tak ada manusia yang mampu melawan takdir, dan tak ada takdir yang akan diubah tanpa usaha.
Ketika semua ini telah kita lakukan, maka kita telah melaksanakan langkah untuk menjadi orang besar. Mereka yang telah melangkah dengan sungguh sungguh tetapi tidak berhasil bukanlah orang yang gagal, tetapi kegagalan adalah milik mereka yang tidak pernah mencoba.
No comments:
Post a Comment