Saturday, January 21, 2006

Manusia

Kehidupan manusia semakin sulit untuk dipahami, karena kebanyakan kita pada saat ini mencoba memadukan dua alam yang berbeda kutub. Seorang polisi yang harus menjaga kemanan justru terlibat dalam kejahatan. Ulama yang harusnya memberi contoh keagamaan ternyata memberikan contoh kekacauan pikiran dengan memasukkan "obyek yang tidak jelas" (entah apapun namanya) ke dalam botol. Ilmuwan yang menjaga kesucian ilmu pengetahuan terlibat dalam kasus plagiat. Ijazah derajat kesarjanaan dapat "dibeli" dengan mudah. Para hakim dan jaksa terlibat secara negatif dalam proses peradilan. Pengusaha harus memberi "layanan prima" kepada para pejabat penguasa keuangan negara agar proyek-proyek lancar. Anggota Legislatif melakukan studi banding di luar negeri untuk mencari ilmu tentang perjudian.
Manusia telah menjadi mahluk yang pandai mengemas, bukan lagi sekedar homo erectus (jenis kera yang berjalan tegak) atau mahluk sosial. Ketika pemberian kepada pejabat negara dilarang, maka pengusaha memasukkan para pejabat negara sebagai bagian dari kegiatan bisnis, entah itu sebagai konsultan, penasehat, bahkan sebagai pemegang saham. Maka organisasi bisnis sekarang perlu dilengkapi dengan "staf ahli", "konsultan", "Dewan Penasehat", dan banyak lagi.
Sumbangan sosial dilakukan oleh banyak pihak, baik itu pengusaha maupun individu. Karangan bunga duka cita dikirim, tetapi publikasi atas sumbangan itu mungkin lebih mahal dari nilai sumbangannya sendiri. Sumbangan sosial didasari pemikiran manfaat publikasi yang diperoleh, tidak ada yang tulus).
Mengapa demikian ini terjadi? Pertama, kebutuhan manusia makin meningkat. Kebutuhan fisik yang ditunggangi oleh kebutuhan emosi (kebanggaan atas sesuatu pemilikan tertentu), telah dimanfaatkan benar oleh ahli marketing. Mengendarai Suzuki Carry tentu berbeda dengan Toyota Camry. Kenyamanan Camry tentu juga berbeda dengan S Class, tetapi seberapakah perbedaan itu? Yang paling terasa bedanya adalah kesombongan kita yang muncul pada saat duduk di dalamnya.
Ahli marketing adalah pesulap-pesulap terhebat di dunia. Ilusi yang mereka bangun menyihir seluruh masyarakat dunia. Pesulap terkenal dunia hanya mampu menyihir sejumlah penonton saja. Ahli marketing menyulap umat manusia menjadi kaum hedonis, yang memuja kenikmatan dan kesombongan.
Pada saat ini, kita telah mencapai taraf ketika antrian untuk memperoleh izin mengemudi sebagai sebuah ketidaknikmatan (karena memang dibuat tidak nyaman dengan berbagai alasan yang tidak jelas), karenanya, keluarkan sedikit uang, dan kitapun memperoleh banyak kemudahan yang menyenangkan.
Materi menjadi tuntutan utama, jiwa-jiwa telah menjadi kosong. Sebuah rumah mewah dibangun dengan taman yang sangat indah, tetapi pemiliknya memandang dengan penuh takut akan kehilangan nikmat dunia tersebut.
Sebagian yang tersadar mungkin hanya mampu berdoa, semoga ini semua tidak menjadi tanda-tanda akhir zaman dari bangsa kita.