Saturday, March 04, 2006

Daun Berserakan

Seorang teman mengirimkan paket "Daun Berserakan", buku yang ditulis oleh Palgunadi T. Setyawan. Teman ini seperti mengingatkan, betapa tidak pedulinya kita dengan apa yang kita alami.
Seperti dalam keseharian hidup kita yang selalu melewati daun-daun berserakan (dan kita tidak pernah peduli dengan daun itu-kecuali untuk segera menyapunya), demikian pula peristiwa-peristiwa kecil dalam kehidupan sering kali hanya sebagai daun-daun berserakan yang tak pernah kita pedulikan untuk mengambil manfaat darinya.
Seorang ayah menyerahkan anaknya kepada siapa saja yang mau merawatnya karena ayah tak mampu lagi untuk menghidupi anak, anak sekolah dasar mencoba bunuh diri karena malu belum membayar biaya sekolah, dan seribu informasi menyedihkan lain. Seperti melalui padang yang penuh daun berserakan, semua informasi tersebut masuk dan keluar begitu saja dalam pemikiran kita.
Padahal, bila kita ingin sedikit saja memikirkan segalanya dengan lebih sungguh-sungguh, maka betapa banyak yang dapat hikmah yang kita dapatkan, dan betapa banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu sesama manusia. Seperti yang ditulis oleh Palgunadi,

"daun, daun yang menua akan berguguran. Jatuh di atas tanah. Keindahan yang tadinya menyala takala berada di pohon berubah manfaatnya. Daun yang berserakan di tanah lama kelamaan akan berubah menjadi humus. Ia memberikan manfaat bagi tanah meskipun tidak lagi berupa keindahan, tapi berupa kesuburan."

Terima kasih, untuk seorang temah yang telah mengingatkan hal-hal yang sering terabaikan begitu saja dalam hidup ini.